KESAKSIAN Part 2 :
Ini adalah sebuah
pengalaman teman yang benar-benar terjadi pada seorang teman saya dari
Kalimantan ketika berobat pada seorang ustadz di Jakarta :
** namanya cukup
terkenal, apalagi setelah menikah dgn artis, sebut saja namanya ustadz Guntur
Bumi.
Kejadiannya sekitar
setahun yang lalu, berbekal informasi dari iklan di layar TV, maka kami
sekeluarga (berlima termasuk ibu saya) berangkat ke Jakarta untuk menemani adik
perempuan saya berobat.
Sehari setelah tiba
di Jakarta, dgn menyewa mobil carteran, kami melacak alamat tsb, beruntung
supir yang kami pakai cukup paham keadaan Jakarta, sehingga tidak terlalu sulit
menuju lokasi yang dimaksud.
Singkat cerita,
sampai lah kami di padepokan ustadz tsb, dua wanita penjaga meja pendaftar
menyambut kami dgn ramah. Kecurigaan saya mulai muncul saat menanyakan
tarif/biaya berobat, penerima pendaftaran tsb, tidak mau memberikan penjelasan
yang transparan mengenai tarifnya, kami hanya disuruh membayar biaya
pendaftaran sekitar Rp. 350.000,- dan urusan biaya berobat akan diberitahukan
setelah terapi selesai dilakukan.
Setelah shalat dzuhur
(tapi saya bertanya-tanya, koq kebanyakan pegawainya tidak bergegas untuk
sholat juga ya ???) kami dipersilahkan untuk memasuki ruang terapi pengobatan,
di ruangan tsb telah menunggu kami beberapa orang asisten ustad guntur bumi.
(kalau tdk salah ingat 3 org laki2 dan 2 org wanita), kembali saya bertanya-tanya,
koq wanita bercampur dgn laki2 ya ? namun pertanyaan tsb, saya tepis, oh
mungkin mereka saudara kandung atau suami isteri yang tentu saja sdh menjadi
muhrim.
Sebelum mereka
melakukan pengobatan, sikap kehati-hatian saya kembali muncul, tarif/biaya pengobatan
kembali saya pertanyakan, namun jawaban yg saya dapatkan tetap sama saat di
meja pendaftaran tadi “Nanti mas setelah pengobatan selesai” Tapi saya tetap
ngotot mengatakan bahwa kami perlu tranparansi biaya untuk menyesuaikan dgn
kantong/kemampuan kami. Namun jawabannya tetap sama, akhirnya saya mengalah
setelah kakak saya mencolek pinggang saya sebagai isyarat untuk mengikuti saja
prosedur mereka.
Singkat cerita,
pengobatan pun selesai, secarik kertas kami terima…. Alamakkkk saya terperanjat
demi melihat angka-angka yg tertera di secarik kertas tsb, Rp. 9.900.000,-
adalah harga yang harus kami bayar untuk pengobatan singkat tsb, modalnya haya
6 butir telur mentah yang entah bagaimana caranya didalam telur tersebut
setelah dipecahkan terdapat rambut2 kaku) yang mereka diagnosis sebagai “hasil
perbuatan” orang yang ingin mencelakai adik perempuan saya.
Saya ungkapkan
keberatan dengan dalih bahwa kami tidak diberi penjelasan sebelumnya kalau
harga yang ditetapkan akan semahal itu. Mereka lalu memberi alasan, karena
penyakit adik saya sangat berat dan dilakukan oleh orang2 dari suku kalimantan
yang sangat terkenal ilmu hitamnya. (ada-ada aja pikir saya, apakah kalau saya
tdk jujur mengatakan bahwa kami dari kalimantan, mereka tetap mengatakan hal yg
sama).
Tak kehabisan ide,
saya beri mereka penjelasan lagi, bahwa meskipun kami dari kalimantan, belum
tentu kami adalah orang kaya, namun mereka tetap bersikukuh bahwa biaya tsb
harus segera kami bayar jika adik kami ingin sembuh. Bahkan trik saya
berikutnya yang mencoba untuk “ngeles” dgn mengatakan kami cuma membawa uang 5
juta saat itu, namun mereka lebih cerdas lagi, dgn mengatakan sebaiknya ada
salah seorang dari kami untuk mengambil uang di ATM untuk membayar sisanya.
Na’uzubillah…ini benar2 praktek pemerasan menurut saya, jargon “menolong
sesama” rupanya hanya isapan jempol belaka.##
Kisah di atas bukan
khayalan, tapi curhat seorang teman yang terjadi pada diri keluarga beliau.
Waspada, BANYAK
USTADZ palsu berkeliaran …!
Ayo,ayooo.... siapa lagi nich yang mau jadi modal kayakuuu....!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar